Kategori
Relationship

Inilah Alasan yang Membuat Kamu Menjadi Lebih Baik Setelah Patah Hati

Inilah Alasan yang Membuat Kamu Menjadi Lebih Baik Setelah Patah Hati

Inilah Alasan yang Membuat Kamu Menjadi Lebih Baik Setelah Patah Hati – Patah hati adalah metafora umum yang digunakan untuk menjelaskan sakit emosional atau penderitaan mendalam yang dirasakan seseorang setelah kehilangan orang yang dicintai, melalui kematian, perceraian, putus hubungan, terpisah secara fisik atau penolakan cinta.

Patah hati biasanya dikaitkan dengan kehilangan seorang anggota keluarga atau pasangan hidup, meski kehilangan orang tua, anak, hewan peliharaan, orang yang dicintai atau teman dekat bisa “mematahkan hati seseorang”, dan sering dialami ketika sedih dan merasa kehilangan. Apakah kamu pernah merasakan momen patah hati? Tentu momen tersebut sangat menyiksa, bahkan ada yang sampai dilanda depresi selama berhari-hari.

Putusnya hubungan yang di sertai hancurnya perasaan memang salah satu hal yang bisa membuat hidup tidak lagi terasa idn poker apk menyenangkan. Namun, jika kamu mau memandang patah hati sebagai hal positif, sesungguhnya momen ini justru membawamu pada keadaan yang lebih baik. Bingung bagaimana bisa patah hati membawamu menjadi pribadi yang lebih lebih baik dalam menjalani hidup ke depannya?

1. Patah hati bisa membuatmu jauh lebih bijak dalam menaruh ekspektasi pada orang lain
5 Alasan Patah Hati Bisa Membuatmu Jauh Lebih Baik dalam Hidup

Menjalin hubungan asmara dalam jangka waktu yang lama kadang justru menimbun banyak ekspektasi. Gak jarang kamu sudah merancang mimpi besar, padahal sosoknya belum tentu menjadi jodohmu di masa depan. Hal-hal seperti itulah yang kemudian membawamu ke jurang kekecewaan jika ekspektasimu gak sesuai dengan kenyataan.

Nah, kalau kamu pernah berekspektasi tinggi dan justru berujung patah hati, biasanya kamu akan menjadi pribadi yang lebih berhati-hati ke depannya. Kamu bahkan cenderung gak terlalu berekspektasi terhadap apa pun karena kamu paham bahwa segala sesuatu yang kamu miliki sewaktu-waktu bisa mendadak pergi.

2. Patah hati mengajarkanmu bahwa kehilangan adalah sebuah kepastian
5 Alasan Patah Hati Bisa Membuatmu Jauh Lebih Baik dalam Hidup

Gak semua orang paham bahwa kehilangan adalah sebuah kepastian dalam hidup. Sesungguhnya gak ada jaminan orang tersayangmu mampu membersamaimu selamanya. Tanpa sadar pemahaman di atas justru kamu temukan saat mengalami momen patah hati.

Gak perlu bersedih berlebihan saat kamu kehilangan. Pahamilah bahwa kamu adalah salah satu orang terpilih yang diinginkan Tuhan menjadi pribadi lebih kuat dan tangguh. Selain itu, momen kehilangan juga bisa membuatmu belajar tentang keikhlasan dan cara bersabar, bukan?

3. Kamu lebih bisa menghargai waktu usai merasakan patah hati
5 Alasan Patah Hati Bisa Membuatmu Jauh Lebih Baik dalam Hidup

Setelah mengalami momen patah hati, tanpa sadar kamu menjadi pribadi yang lebih menghargai waktu. Mengapa demikian? Karena sebelumnya kamu pernah membuang waktu berhargamu dengan membersamai orang yang salah. Hal itu membuatmu tak lagi berkeinginan menghabiskan waktu untuk melalui asmara penuh drama.

Kegagalan asmaramu membuatmu jadi pribadi yang lebih logis dan realistis. Hidupmu gak lagi kamu habiskan untuk menjadi budak cinta, tetapi lebih giat bekerja dan berusaha menggapai cita-cita. Kalau sudah begini, apa kamu masih menganggap patah hati momen yang buruk bagimu?

4. Kamu juga lebih mengenali dan mencintai dirimu
5 Alasan Patah Hati Bisa Membuatmu Jauh Lebih Baik dalam Hidup

Terlalu fokus mencintai orang lain sampai lupa bahwa diri sendiri belum sempat untuk dicintai. Kira-kira, itulah hal yang paling di sesalkan oleh orang yang mengalami patah hati. Gak bisa di mungkiri bahwa saat patah hati kamu baru tersadar bahwa selama ini kamu menjadi orang yang paling berkorban waktu dan perasaan dalam menjalani hubungan dengan seseorang.

Rasa cinta yang belum di patahkan membuatmu menjadi manusia lupa daratan, bahkan lupa dengan kebahagiaan diri sendiri. Oleh sebab itu, mengalami patah hati justru bisa mengembalikan jati dirimu ke posisi semula. Bukan hanya itu, gak menutup kemungkinan kamu bahkan bisa bertransfomasi menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya.

5. Kamu juga tahu bagaimana cara meletakkan rasa percaya kepada orang lain
5 Alasan Patah Hati Bisa Membuatmu Jauh Lebih Baik dalam Hidup

Mungkin dulunya kamu orang yang mudah percaya kepada orang lain. Kamu beranggapan bahwa selama kamu berlaku baik, kamu pun akan di perlakukan orang lain dengan perlakuan yang sama. Nah, momen patah hati biasanya membuatmu merenungkan ulang stigma yang selama ini kamu pegang.

Mengalami sendiri peristiwa getir seperti di khianati pasangan membuatmu tersadar bahwa kamu gak bisa meletakkan rasa percaya secara sembarangan. Sedekat apa pun kamu dengan seseorang, ada baiknya kamu tetap punya rasa curiga dan waspada. Bukan tanpa alasan, kamu pun pasti tahu bahwa manusia adalah makhluk yang gampang berubah dan di penuhi berbagai godaan.

Frasa ini mengarah pada sakit fisik yang di rasakan seseorang di dada sebagai dampak kehilangan tersebut, tetapi ada pula perpanjangannya yang meliputi trauma emosional ketika perasaan tersebut tidak di alami sebagai wujud sakit somatik.

Meskipun “patah hati” biasanya tidak memberi kerusakan fisik apapun pada jantung, ada sebuah kondisi bernama kardiomiopati takotsubo (juga di sebut sindrom patah hati), yaitu ketika sebuah insiden traumatik mendorong otak untuk menyalurkan zat-zat kimia ke jaringan jantung yang melemah.

Gak selamanya patah hati menjadi momok yang menakutkan. Kalau kamu mau mengambil hikmah, sesungguhnya banyak hal yang bisa kamu pelajari dari momen patah hati tersebut. Gak perlu insecure dan merasa gak beruntung, percayalah bahwa selalu ada bahagia usai hari terburuk sekalipun.

Kategori
Relationship

Jangan Pacaran Dulu kalau Kamu Baru Saja Patah Hati

Jangan Pacaran Dulu kalau Kamu Baru Saja Patah Hati

Jangan Pacaran Dulu kalau Kamu Baru Saja Patah Hati – Patah hati adalah metafora umum yang di gunakan untuk menjelaskan sakit emosional atau penderitaan mendalam yang di rasakan seseorang setelah kehilangan orang yang di cintai, melalui kematian, perceraian, putus hubungan, terpisah secara fisik atau penolakan cinta.

Jatuh cinta dan patah hati adalah dua hal yang tak bisa di hindari. Dan merupakan suatu hal yang normal bila hubunganmu berakhir putus jika sudah merasa tidak cocok dengan pasangan.

Namun jika memang seperti itu sangat tidak di sarankan untuk langsung pacaran lagi dengan orang lain. Ada banyak alasan masuk akal Daftar ID Club388 mengapa jangan pacaran dulu jika kamu baru saja patah hati, berikut ini adalah alasan di antaranya.

1. Tanpa sadar kamu hanya mencari pelampiasan
Jangan Pacaran Dulu kalau Kamu Baru Saja Patah Hati, Ini 5 Alasannya!

Alasannya yang pertama kenapa jangan pacaran dulu kalau kamu baru saja patah hati ialah karena bisa saja tanpa sadar dirimu hanya mencari pelampiasan. Karena tak di pungkiri bahwa ada banyak orang yang seperti itu, takut kesepian setelah putus jadi langsung pacaran lagi dengan orang yang baru. Atau tanpa sadar menggunakan kehadiran kekasih yang baru demi menyembuhkan luka hati.

2. Hatimu belum benar-benar siap untuk mencintai lagi
Jangan Pacaran Dulu kalau Kamu Baru Saja Patah Hati, Ini 5 Alasannya!

Jika kamu baru saja patah hati maka jangan pacaran dulu, akan tetapi berilah waktu pada hatimu untuk beristirahat dan menyembuhkan luka. Karena kalau di paksakan justru lama-lama bisa mati rasa dan tak menemukan kebahagiaan di dalam hubungan yang baru, lho. Tentu kamu tidak mau seperti itu, kan?

3. Luka hatimu bisa mempengaruhi hubungan yang baru
Jangan Pacaran Dulu kalau Kamu Baru Saja Patah Hati, Ini 5 Alasannya!

Kemudian alasan lainnya adalah karena luka hatimu bisa mempengaruhi hubungan yang baru. Sebab kamu langsung pacaran dan menjalin hubungan lagi saat dirimu baru saja putus dan patah hati. Kasihan pasanganmu yang baru kalau dia malah terkena dampak dari sakit hati dan luka akibat hubunganmu yang lalu. Jadi jangan pacaran dulu, ya.

4. Sulit memastikan apakah cinta yang kamu rasakan tulus atau tidak
Jangan Pacaran Dulu kalau Kamu Baru Saja Patah Hati, Ini 5 Alasannya!

Jika kamu baru saja putus dan patah hati, akan sangat sulit untuk memastikan apakah rasa cintamu benar-benar tulus untuk kekasih yang baru. Karena melupakan seorang mantan yang baru saja berpisah denganmu tentu tidaklah mudah, dan tidak semua orang bisa langsung berpindah hati dan mencintai orang baru begitu saja, kan. Maka dari itu janganlah terburu-buru pacaran lagi ketika kamu baru patah hati, agar tidak ada yang tersakiti dan di paksakan nantinya.

5. Supaya kamu gak di cap gampangan
Jangan Pacaran Dulu kalau Kamu Baru Saja Patah Hati, Ini 5 Alasannya!

Dan alasannya yang terakhir sangat masuk akal, yaitu agar dirimu tidak di cap sebagai orang yang gampangan dan playboy. Karena orang-orang cenderung hanya menilai dari apa yang mereka lihat. Jadi kalau kamu langsung pacaran ketika baru saja putus. Dan patah hati nanti malah orang-orang mengira kalau kamu memang hobi gonta-ganti pacar. Nama baik dan citramu yang akan rusak nantinya.

Kalau kamu patah hati maka istirahatkanlah hatimu sementara waktu.  Dan sembuhkan luka hatimu pelan-pelan, karena seperti penjelasan di atas justru gak baik kalau kamu langsung pacaran lagi.

Kategori
Relationship

Alasan Jangan Buru-Buru Menjalin Hubungan Setelah Hatimu Dipatahkan

Alasan Jangan Buru-Buru Menjalin Hubungan Setelah Hatimu Dipatahkan

Alasan Jangan Buru-Buru Menjalin Hubungan Setelah Hatimu Dipatahkan – Patah hati adalah metafora umum yang di gunakan untuk menjelaskan sakit emosional atau penderitaan mendalam yang dirasakan seseorang setelah kehilangan orang yang di cintai, melalui kematian, perceraian, putus hubungan, terpisah secara fisik atau penolakan cinta.

Putus cinta oleh semua orang adalah hal yang menyakitkan. Bagaimana tidak, hubungan yang telah terjalin lama harus kandas di tengah jalan, putus karena di khianati pasangan, dsb. Saat putus cinta sebagian orang menganggap bahwa obat dari patah hati adalah jatuh cinta lagi.

Tapi, perlu kamu ketahui nih gak semuanya bisa teratasi hanya dengan menjalin hubungan baru. Menyembuhkan luka cinta gak semudah itu, kita butuh situs daftar idn poker online waktu dan proses untuk  memulihkan perasaan. Oleh karena itu ini lho alasan jangan buru-buru menjalin hubungan baru setelah hatimu di patahkan.

1. Perlu waktu untuk mengistirahatkan hati dan pikiran
5 Alasan Jangan Buru-Buru Menjalin Hubungan Setelah Hatimu Dipatahkan

Alasan pertama kenapa gak perlu buru-buru menjalin hubungan baru setelah hatimu di patahkan yaitu, kamu butuh waktu untuk mengistirahatkan hati dan pikiran. Setelah patah hati kamu perlu mengistirahatkankan dirimu sejenak.

Jangan terlalu memikirkan cinta, dan biarkan dirimu bersedih untuk mengeluarkan emosi yang selama ini di pendam. Sebab terlalu cepat menjalin cinta bisa-bisa menjebakmu dalam hubungan yang salah. Kamu gak mau kan patah hati untuk kedua kalinya? Jadi, jangan buru-buru, ya.

2. Menjalin hubungan baru gak selamanya jadi obat patah hati
5 Alasan Jangan Buru-Buru Menjalin Hubungan Setelah Hatimu Dipatahkan

Kita mungkin sering berpikir obat dari patah hati adalah menjalin hubungan baru dengan orang lain. Hmmm, gak sepenuhnya benar anggapan tersebut. Pasalnya, setelah putus cinta yang kita butuhkan adalah waktu untuk menenangkan diri sejenak bukan malah menjalin hubungan baru.

Mungkin ada beberapa orang menganggap jatuh cinta lagi dengan orang lain menjadi cara cepat untuk move on. Meski demikian, kalau kamu sendiri belum siap jangan dulu, ya.

3. Supaya gak menjadi pelampiasan
5 Alasan Jangan Buru-Buru Menjalin Hubungan Setelah Hatimu Dipatahkan

Alasan selanjutnya kenapa jangan buru-buru menjalin cinta setelah patah hati yaitu, supaya dia gak menjadi pelampiasan. Jangan karena ingin cepat melepas status single, biar tidak merasa kesepian, dan ingin ada orang yang bisa memberi perhatian kamu jadi buru-buru menjalin cinta.

Apalagi nih tujuanmu menjalin hubungan hanya sebagai pelampiasan dari patah hatimu. Setiap orang berhak mendapat cinta yang tulus dari pasangannya, tapi kalau tujuanmu menjalin hubungan hanya sebagai pelampiasan bukankah itu nanti sangat menyakitkan.

4. Menghindarkanmu dari kesalahan yang sama
5 Alasan Jangan Buru-Buru Menjalin Hubungan Setelah Hatimu Dipatahkan

Alasan berikutnya mengapa jangan buru-buru menjalin hubungan baru yaitu untuk menghindarkanmu dari kesalahan yang sama. Kegagalan hubungan sebelumnya membuatmu belajar untuk lebih hati-hati dalam memilih pasangan hidup.

Oleh karena itu, pastikan kamu selalu berpikir sebelum bertindak dan memikirkan baik buruknya keputusan yang kamu ambil sebelum menjalin cinta dengan orang baru. Dengan begitu bisa menghindarkanmu dari kesalahan untuk kedua kalinya.

5. Menjadi momen untuk lebih mencintai diri sendiri
5 Alasan Jangan Buru-Buru Menjalin Hubungan Setelah Hatimu Dipatahkan

Terakhir, status jomblo atau single yang kamu sandang sekarang bisa menjadi momen untuk memperbaiki diri. Daripada cepat-cepat mencari orang lain untuk mengisi hati kembali, lebih baik manfaatkan waktumu untuk lebih mencintai diri sendiri.

Jangan gantungkan kebahagiaanmu dengan orang lain, sebab kamu adalah orang yang berhak atas kebahagiaanmu sendiri. Kalau sudah bisa mencintai diri sendiri, kamu bisa membagi cinta tersebut untuk orang lain, tapi ingat sewajarnya saja jangan berlebihan.

Setiap orang pasti ingin merasakan mencintai dan di cintai, tapi setelah hatimu di patahkan jangan buru-buru menjalin hubungan baru ya, supaya bisa menghindarkanmu dari keputusan yang keliru.

Kategori
Relationship

Penyebab Putus Hubungan di Masa Awal Pacaran

Penyebab Putus Hubungan di Masa Awal Pacaran, Sepele tapi Fatal

Penyebab Putus Hubungan di Masa Awal Pacaran – Rasa cinta saja tak cukup menjamin kita akan hidup bahagia bersama pasangan. Ada kalanya, kita harus mundur selangkah dan meninggalkan orang yang kita cintai demi menemukan kebahagiaan sejati.

Mengulik lebih luas alasan ‘gak cocok’ yang sering dikambinghitamkan saat putus, apa sebenarnya yang menyebabkan pasangan mengakhiri hubungan mereka yang baru dijalin? Bagaimana dua orang yang sedang hangat-hangatnya bertukar chemistry, mendadak walkout dalam hubungan?

Semakin lama durasi pasangan berbagi kehidupan bersama, semakin kompleks pula faktor yang memengaruhi. Berikut ulas bahasan ini lebih lanjut melalui beberapa penelitian dari ahli.

Kurangnya komunikasi

Dalam hubungan, istilah “diam itu emas” tak selamanya menguntungkan. Sederhananya, komunikasi yang buruk akan mengakibatkan munculnya kesalahpahaman. Goldsmith menambahkan aspek ini dan menempatkannya sebagai alasan kenapa hubungan yang baru berjalan pun bisa berakhir.

“Komunikasi adalah aspek penting dalam hubungan. Jika kamu tak memiliki komunikasi yang baik, kamu tak akan mendapatkan hubungan yang baik. Hubungan menjadi semakin datar. Jadi, duduklah dengan secangkir kopi dan gunakan kata-kata sebagai langkah untuk saling memahami. Kamu akan menemukan banyak hal melebihi apa yang kamu pikirkan saat itu,” terang Goldsmith.

Terlalu sering memberi kritik pada pasangan

Sementara itu, Psikolog Amerika, John Gottman, menyimpulkan analisis teori The Four Horsemen of the Apocalypse, yang mana merupakan prediksi putus dalam hubungan berdasarkan penelitian terhadap beberapa pasangan. Dalam penelitian tersebut, Gottman mengindentifikasi empat tanda awal hubungan akan berakhir.

Menempati posisi pertama, kritik terhadap pasangan ternyata memberi dampak signifikan pada keberlangsungan hubungan. Pengelolaan emosi dan buruknya komunikasi, memicu seseorang memberi kritik. Padahal yang ingin ia sampaikan, mungkin hanya sebuah keluhan kecil.

Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa mengkritik pasangan itu berbeda dengan menyuarakan keluhan terhadap satu isu spesifik. Inilah kenapa alih-alih menyerang secara personal, masalah sebenarnya dapat diselesaikan dengan fokus pada persoalan yang dihadapi.

Kebutuhan afeksi pada pasangan yang tidak terpenuhi

Dilansir residencedaercole.com, psikoterapis Barton Goldsmith, memberi beberapa alasan kenapa hubungan dapat berakhir kapan saja. Salah satunya adalah kurangnya afeksi atau perhatian terhadap pasangan.

Misalnya, ketika kamu gak memberikan afeksi pada pasangan, lambat laun dia akan berhenti memintanya, menganggap bahwa apa yang seharusnya ia dapat dalam hubungan, tak ia dapatkan saat bersamamu. Jika aspek intimacy ini terlewat, saat itu pula pasangan merasa malu untuk memintanya kembali.

Menurut Goldsmith, awal yang manis dari hubungan romantis, bisa dimulai dengan memenuhi kebutuhan intimacy. Ini bukan hanya tentang hubungan sex, melainkan juga perhatian seperti memegang tangan pasangan.

Relationship dealbreaker

Menurut jurnal Personality and Social Psychology Bulletin, Relationship Dealbreakers: Traits People Avoid in Potential Mates (2015), Peter K. Jonason dan beberapa peneliti menyebutkan beberapa kriteria dealbreakers dan bagaimana hal itu memengaruhi hubungan romantis.

Jonason dan peneliti lain mengambil sampel 5.000 orang Amerika dengan rentang usia 21-76 tahun. Dari penelitian ini, mereka menemukan sepuluh relationship dealbreakers, di mana kriterianya adalah sebagai berikut:

  • Penampilan kurang rapi atau kotor
  • Malas
  • Bergantung pada pasangan
  • Tak punya selera humor
  • Kurang percaya diri
  • Seks yang buruk
  • Keras kepala

Pada orang yang mampu menoleransi perbedaan pasangan, beberapa kriteria tersebut barangkali merupakan sifat umum yang dimiliki seseorang. Namun, kamu barangkali juga sepakat bahwa hubungan adalah tentang dua orang yang memiliki preferensi yang sama.

Ini berarti, meski seseorang mengetahui bahwa pasangan punya banyak kelebihan, ada hal-hal tertentu yang tak mampu diterima seperti kriteria dealbreakers  seperti di atas.

Bersikap defensif, yang mana merupakan salah satu respons dari kritik

Mengekspresikan emosi pada pasangan atau mengkritik, barangkali membuat kita lega. Namun, hal ini justru menimbulkan masalah baru, di mana kita menjadi defensif sebagai respons setelah mengkritik.

Kita menunggu pasangan kembali pada kondisi seperti semula. Gottman menempatkan tanda-tanda pasangan putus ini di urutan ketiga.

“Sikap defensif hanya akan meningkatkan konflik jika pasangan yang kritis tidak mundur atau meminta maaf. Ini karena sikap defensif adalah cara untuk menyalahkan pasangan Anda dan ini bukan pengelolaan konflik yang sehat,” jelas Gottman.

Seperti yang dikatakan Gottman, bersikap defensif justru menunjukkan kalau kita sedang menyalahkan pasangan dan ini merupakan manajemen konflik yang buruk dalam sebuah hubungan.

Itulah beberapa alasan kenapa ada orang yang mengakhiri hubungan meski durasi pacarannya baru seumur jagung. Apa kamu juga termasuk dalam hal ini? Sebelum sikap seperti ini membahayakan hubunganmu, mulai sekarang kamu bisa menghindarinya ya!

 

Kategori
Relationship

Ciri Pasangan Pemicu Konflik Bikin Hubungan Retak

Ciri Pasangan Pemicu Konflik Bikin Hubungan Retak, Jangan Toleransi!

Ciri Pasangan Pemicu Konflik Bikin Hubungan Retak – Setiap pasangan yang menjalin hubungan serius tentu ingin kisah asmaranya berakhir di pelaminan. Terlebih lagi jika hubungan tersebut sudah terjalin cukup lama, tentu kita sudah mulai mendambakan pernikahan.

Selain konflik yang cukup menguras batin di lingkungan kerja, kamu pun masih harus menghadapi konflik dalam hubungan asmaramu. Memang benar, konflik akan terus ada dalam hidup manusia. Termasuk dalam hubungan asmaramu, akan selalu ada permasalahan demi permasalahan yang harus diselesaikan bersama. Namun, tak jarang sebagai manusia kita gagal untuk merespon konflik dengan baik.

Banyak kegagalan suatu hubungan terjadi karena kurang mengenal pasangan dengan baik. Sangat diperlukan kepekaan untuk tahu dan paham, karakter kita dan pasangan itu seperti apa. Di artikel ini, stpauljaycees.org akan membahas beberapa ciri atau tanda seseorang yang berpotensi untuk jadi pemicu konflik dalam suatu hubungan. Apa saja ya?

Punya kecenderungan untuk pakai ‘kacamata’ diri sendiri

Ciri pasangan yang seperti ini, kurang bisa membangun hubungan dengan pondasi yang kokoh. Memakai ‘kacamata’ diri sendiri berarti tidak bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika menghadapi suatu masalah, pasangan cenderung melihat masalah dan berusaha mananganinya dengan sudut pandang dia sendiri.

Membangun suatu hubungan, kita juga harus bisa menempatkan diri pada posisi pasangan. Kalau tidak bisa, bisa jadi pemicu konflik berkepanjangan karena hubungan tidak dibangun oleh satu orang saja.

Dipenuhi dengan pertanyaan, yang berujung membuat asumsi berlebihan

Overthinking bisa jadi salah satu penyebabnya. Terlalu banyak memikirkan suatu hal, kemudian muncul pertanyaan. Dari pertanyaan itulah yang akan membawa pasangan pada asumsi. Misalnya, pasangan yang lihat kita dekat dengan lawan jenis, kalau tidak ada kepercayaan bisa muncul pemikiran negatif. Negative thinking lahir dari kecurigaan, sehingga timbul pertanyaan.

Mudah Berpindah Hati dan Menikah Dengan Perempuan Lain

Awas, dalam kesempatan kecil pun ia bisa memanfaatkan keadaan

Lebih daripada negative thinking dan terlalu posesif, pasangan yang seperti ini jadi racun dalam suatu hubungan. Hati-hati dalam memilih pasangan, kamu harus benar-benar tahu bagaimana karakternya. Jangan sampai kamu terlibat dalam hubungan dimana selama ini kamu hanya dimanfaatkan.

Pasangan yang seperti ini hanya peduli dengan kebutuhannya sendiri, ia selalu mencari kesempatan untuk memanfaatkan kamu demi kepentingannya. Tidak hanya berupa materi, namun juga kasih sayang. Ia dapat menjadi sosok yang begitu baik dan manis, namu mudah juga meninggalkanmu tanpa sebab.